KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan MAKALAH “BUDIDAYA UBI JALAR” pada mata pelajaran muatan lokal
yang dibimbing oleh Ibu Kristina Paulina, S.Pd.
Teknologi budidaya ubi jalar merupakan materi yang perlu diketahui
oleh siswa-siswi kejuruan atau sekolah pertanian, karena melihat maraknya
perkembangan teknologi didalam pemberdayaan tanaman budidaya ubi jalar perlu
juga diaplikasikan oleh siswa agar mampu meningkatkan mutu pendidikan yang
lebih efektif terutama di bidang pertanian.
Terima kasih kepada semua yang telah berperan aktif dalam
penyelesaian makalah ini terutama pembimbing, kritik dan saran diperlukan
sangat diharapkan untuk pengembangan materi makalah ini. Terima kasih
Marancar, November 2011
Pemakalah ,
BAB I
PENDAHULUAN
Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lamb.) Merupakan sumber
karbohidrat yang dapat dipanen pada umur 3 – 8 bulan. Selain karbohidrat,
ubijalar juga mengandung vitamin A,C dan mineral serta antosianin yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan. Disamping itu, ubi jalar tidak hanya digunakan
sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak.
Di Indonesia, ubi jalar umumnya sebagai bahan pangan sampingan.
Sedangkan di Irian Jaya, ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok. Komoditas
ini ditanam baik pada lahan sawah maupun lahan tegalan. Luas panen ubu jalar
diindonesia sekitar 230.000 ha dengan produktivitas sekitar 10 ton/ha. Padahal
dengan teknologi maju beberapa varietas unggul ubi jalar dapat menghasilkan
lebih dari 30 ton umbi basah/ha.
Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal
dari Benua Amerika. Para ahli botani dan
pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru,
Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli
botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah
Amerika Tengah.
Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara
beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke
kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia .
BAB II
BUDIDAYA UBI
JALAR
Ubi jalar termasuk tanaman semusim. Tanaman ini cocok ditanam
didaerah dengan ketinggian 500 s/d 1.000 dpl dan suhu 21 s/d 27 derajat Celcius
serta mendapat sinar matahari 10 jam per-hari. Kelembapan udara ( RH ) 50% -
60% dengan curah hujan 750 mm- 1.500 mm pertahun. Ubi jalar ideal ditanam
ditanah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik dengan PH 5,5
- 7. Tanaman ubi jalar sudah membentuk ubi saat berumur 3 minggu sejak tanam.
Varietas ubi jalar cukup banyak diantaranya mendut, kalasan, lampeneng, sawo, cilembu,
Rambo, gedang, tumpuk, klenang, Georgia ,
borobudur, dan lain-lain. Varitas dikatakan unggul apabila berdaya hasil
minimal 30 ton / hektar dan berumur pendek 3 s/d 4 bulan. Ubi jalar dapat
diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan setek batang atau pucuk daun.
Bahan setek daun yang digunakan harus memenuhi persyaratan bahan tanaman
minimal berumur 2 bulan atau lebih, pertumbuhan tanaman yang akan diambil
seteknya haus dalam keadaan sehat normal dan tidak terlalu subur, mengalami
masa penyimpanan ditempat yang teduh selama 1- 7 hari.
Ubi jalar yang akan ditanam perlu disiapkan lahan yang memadai.
Penyiapan lahan dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau terlalu
kering agar strukturnya tidak rusak, lengket atau keras. Penyiapan lahan dilakukan
dengan cara pengolahan tanah hingga gembur sekaligus dibuat guludan-guludan
yang kemudian dibiarkan selama 1minggu. Guludan bisa diberikan mulsa.
Ubi jalar yang ditanam dilahan kering, waktu penanman yang paling
baik adalah saat awal musim hujan atau awal kemarau apabila cuaca dalam keadaan
normal. Bila ditanam dilahan persawahan waktu tanam yang tepat adalah pada saat
awal musim kemarau. Sistem penanaman ubi jalar dapat dilakukan secara
monokulture atau tumpangsari. Ubi jalar walaupun tahan kering tetapi pada fase
awal pertumbuhan memerlukan air yang memadai. Penyulaman dilakukan setelah
tanaman berumur 3 minggu dan pemupukan dilakukan pada saat penanaman dan
setelah tanaman berumur 45 hari. Penyiangan dan pembubunan dilaksanakan ketika
tanaman mencapai umur 1 bulan setelah tanam yang diulang saat tanaman berumur 2
bulan.
Ubi jalar yang dipanen pada waktu yang tepat akan menghasilkan ubi
yang berkualitas dan hasil produksi tinggi .Panen yang terlalu lambat ataupun
terlalu cepat akan berakibat buruk terhadap mutu yang dihasilkan. Pemanenan
yang terlambat disamping menurunkan kadar gula juga menyebabkan resiko terkena
serangan hama
boleng
Ubi jalar masa panennya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
iklim, tingkat ` kesuburan tanah, varitas dan lokasi penanaman. Apabila ditanam
didataran tinggi maka masa panen akan lebih lama antara 5 s/d 6 bulan sementara
apabila ditanam didataran rendah bisa dipanen saat berumur 3 s/d 4 bulan. Ubi
jalar hasil panen sangat bervariasi tergantung lokasi penanaman. Penanaman
didataran rendah bisa dipanen ubi jalar sebanyak 15 – 20 ton / hektar. Untuk
dataran sedang bisa dipanen ubi sebanyak 20 – 25 ton / hektar dan didataran
tinggi bisa dipanen 25 – 30 ton / hektar.
Ubi jalar dapat disimpan hingga 5 s/d 6 bulan bahkan lebih
tergantung dari cara penyimpanan. Ubi jalar yang telah disimpan rasanya lebih
manis dibandingkan dengan ubi jalar yang baru saja dipanen. Cara yang paling
praktis agar tahan lama disimpan adalah dibenamkan kedalam pasir.
BAB III
TEKNIK DALAM
MEMBUDIDAYA UBI JALAR
A. Pembibitan
Tanaman ubi jalar dapat
diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara vegetatif berupa stek
batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan
pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
Persyaratan Bibit
Teknik perbanyakan tanaman
ubi jalar yang sering dipraktekan adalah dengan stek batang atau stek pucuk.
Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
- Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.
- Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
- Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam
keadaan sehat, normal, tidak terlalu subur.
- Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25
cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar.
- Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama
1-7 hari.
Bahan tanaman (stek) dapat
berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang secara khusus
disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek batang
atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil
pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan
harus diperbaharui dengan cara menanam
atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
Penyiapan Bibit
Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar dari tanaman produksi adalah sebagai berikut:
Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar dari tanaman produksi adalah sebagai berikut:
- Pilih
tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan
pertumbuhannya sehat dan normal.
- Potong
batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk sepanjang 20-25
cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi hari.
- Kumpulkan
stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daun-daunnya untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan.
- Ikat
bahan tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu simpan di tempat
yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk.
B. Pengolahan Media Tanam
Persiapan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian
dibiarkan selama ±1
minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-guludan. - Tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan
guludan-guludan.
Pembentukan Bedengan
Jika tanah yang akan
ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama-tama jerami dibabat, lalu
dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau tanah yang dipergunakan adalah tanah
tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter. Apabila penanaman dilakukan
pada tanah-tanah yang miring, maka pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat
membujur sesuai dengan miringnya tanah. Ukuran guludan disesuaikan dengan
keadaan tanah. Pada tanah yang ringan (pasir mengandung liat) ukuran guludan
adalah lebar bawah ± 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm.
Pada tanah pasir ukuran guludan adalah lebar bawah ±40 cm, tinggi 25-30 cm, dan
jarak antar guludan 70-100 cm. Arah guludan sebaiknya memanjang utara-selatan,
dan ukuran panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan.
Lahan ubi jalar dapat
berupa tanah tegalan atau tanah sawah bekas tanaman padi. Tata laksana
penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar adalah sebagai berikut :
a.
Penyiapan
Lahan Tegalan
·
Bersihkan
lahan dari rumput-rumput liar (gulma)
·
Olahan
tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur sambil membenamkan rumput-rumput
liar
·
Biarkan
tanah kering selama minimal 1 minggu
·
Buat
guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar
guludan 70-100 cm, dan panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan
·
Rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan.
b.
Penyiapan
Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi
·
Babat
jerami sebatas permukaan tanah
·
Tumpuk
jerami secara teratur menjadi tumpukan kecil memanjang berjarak 1 meter antar
tumpukan
·
Olah
tanah di luar bidang tumpukan jerami dengan cangkul atau bajak, kemudian
tanahnya ditimbunkan pada tumpukan jerami sambil membentuk guludan-guludan
berukuran lebar bawah ± 60 cm, tinggi 35 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm.
Panjang disesuaikan dengan keadaan lahan
·
Rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran air antar guludan. Pembuatan guludan di atas
tumpukan jerami atau sisa-sisa tanaman dapat menambah bahan organik tanah yang
berpengaruh baik terhadap struktur dan kesuburan tanah sehingga ubi dapat
berkembang dengan baik dan permukaan kulit ubi rata. Kelemahan penggunaan
jerami adalah pertumbuhan tanaman ubi jalar pada bulan pertama sedikit
menguning, namun segera sembuh dan tumbuh normal pada bulan berikutnya. Bila
jerami tidak digunakan sebagai tumpukan guludan, tata laksana penyiapan lahan
dilakukan sebagai berikut:
- Babat jerami sebatas permukaan tanah
- Singkirkan jerami ke tempat lain untuk
dijadikan bahan kompos
- Olah tanah dengan cangkul atau bajak
hingga gembur
- Biarkan tanah kering selama minimal
satu minggu
- Buat guludan-gululdan berukuran lebar
bawah ±60 cm, tinggi 35 cm dan jarak antar guludan 80-100 cm.
- Rapikan guludan sambil memperbaiki
saluran air antar guludan.
Hal yang penting
diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah ukuran tinggi tidak melebihi 40 cm.
Guludan yang terlalu tinggi cenderung menyebabkan terbentuknya ubi berukuran
panjang dan dalam sehinggga menyulitkan pada saat panen. Sebaliknya, guludan
yang terlalu dangkal dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan atau
perkembangan ubi, dan memudahkan serangan hama
boleng atau lanas oleh Cylas sp.
BAB IV
PANEN DAN PASCA
PANEN
A. PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman
ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri
fisik ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum,
ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak
serta tidak berair.
Penentuan
waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi
jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas
berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan.
Panen
ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat
sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan
hama boleng
cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil ubi.
2. Cara Panen
Tata cara panen
ubi jalar melalui tahapan sebagai berikut:
a.
Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen.
b.
Potong (pangkas) batang ubi jalar dengan menggunakan
parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan
sambil dikumpulkan.
c.
Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
d.
Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan
hasil.
e.
Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih
menempel.
f.
Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar
dan kecil ubi secara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi
utuh dari ubi terluka ataupun terserang oleh hama atau penyakit.
g.
Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke
tempat penampungan (pengumpulan) hasil.
3. Prakiraan
Produksi
Tanaman
ubi jalar yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang berarti (berat) dapat
menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah per hektar. Varietas unggul seperti
borobudur dapat menghasilkan 25 ton, prambanan 28 ton, dan kalasan antara
31,2-47,5 ton per hektar.
B. PASCA PANEN
1. Pengumpulan
Hasil
panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh
angkutan.
2. Penyortiran
dan Penggolongan
Pemilihan
atau penyortiran ubi jalar sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan
berlangsung. Akan tetapi penyortiran ubi jalar dapat dilakukan setelah semua
pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk
memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta
yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak
hitam/garisgaris pada daging umbi.
3. Penyimpanan
Penanganan
pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan.
Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu. Tata cara
penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut:
a.
Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang
berlantai kering selama 2-3 hari.
b.
Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau
gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
c.
Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan
pasir kering atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup.
Cara
penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai 5 bulan. Ubi jalar
yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa
ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen.
Hal
yang penting dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah melakukan pemilihan
ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat (ruang)
penyimpanan bersuhu rendah antara 27-30 derajat C (suhu kamar) dengan kelembapan
udara antara 85-90 %.
BAB V
PENUTUP
Ubi jalar memiliki berbagai manfaat, sebagai bahan pangan ubi
jalar bisa dimasak dengan cara digoreng atau direbus. Di-Jepang ubi jalar
bahkan dijadikan sebagai makanan tradisional yang setaraf dengan pizza atau
hamburger. Aneka olahan makanan berbahan baku
ubi jalar banyak dijumpai ditoko-toko sampai resoran-restoran bertaraf
international. Di Amerika serikat ubi jalar dijadikan sebagai bahan pengganti
kentang.
Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara
seperti dibuat tepung, permen, kripik, chips, snack, dan gula fruktosa. Ubi
jalar dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku makanan olahan seperti mie dan roti. Ubi
jalar juga dapat dikemas dalam bentuk pasta yang dipergunakan sebagai bahan baku industri makanan dan
minuman.
Ubi jalar diberbagai negara maju dipergunakan sebagai bahan baku dalam kegiatan
bermacam industri seperti industri tekstil, industri farmasi, industri
fermentasi, industri lem, kosmetika, dan pembuatan sirup. Di Amerika Serikat
ubi jalar diolah menjadi gula fruktosa yang digunakan sebagai bahan baku industri minuman
coca cola. Didalam negri ubi jalar digunakan sebagai bahan baku dalam industri pembuatan saus
Ubi jalar memiliki limbah yang berupa batang dan daun dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Limbah daun ubi jalar juga dapat
dipergunakan sebagai makanan kelinci. Pucuk-pucuk daun ubi muda yang masih
segar dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan sayur.
Ubi jalar segar mentah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi
yaitu 562 g kalium, 107 mg kalsium, 2,8 protein, kalori 53,00 kal, 5,565 SI
vitamin A dan 32 mg vitamin C dalam tiap 100 gram. Seusai dimasak kandungan
gizi berkurang yaitu menjadi 2,6 mg kalsium, 94 mg kalium, 3.345 SI vitamin A
dan 5 mg vitamin C dalam tiap 100 gram.
DAFTAR
PUSTAKA
http://budidayafurniture.blogspot.com/2007/09/ubi-jalar.html
http://tanahsakti.blogspot.com/2011/06/budidaya-ubi-jalar.html
http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/16/budidaya-ubi-jalar/
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=133:teknologi-budidaya-ubi-jalar&catid=48:panduanpetunjuk-teknis-leaflet&Itemid=53
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya dan Kesediaannya untuk Berkomentar. Saya Sangat menghargai Setiap Komentar, Masukkan, Saran, dan Kritik yang sekiranya dapat Membangun Blog ini agar lebih baik Kedepannya. Berkomentarlah dengan sopan dan santun & "No Spam"..
Terima Kasih atas Kunjungannya...