HELMINTH (CACING)
A.
CIRI-CIRI UMUM CACING
Helminth berarti cacing, baik yang hidup secara
parasie maupun yang hidup bebas. Helminth (cacing) termasuk dalam golongan
Metazoa (binatang bersel banyak) yang dilengkapi dengan jaringan ikat dan
organ-organ yang berasal dari ektoderm, endodermdan mesoderm.
Kulit cacing ata kutikula dapat keras atau
kuat dan elastis, relatif lembut. Kebanyakan resisten terhadap pencemaan. Dapat
dilengkapai oleh spine (spina), Hooks (kait-kait),cutting plate, stylet, untuk
melekat, menembus dan merusak jaringan host (inang). Bentukan-bentukan tersebot
biasanya terdapat disekitar mulut. Beberapa spesies dilengkapi dengan kelenjer
yang sektesinya masuk kedalam mulut cacing dan berfungsi mencema jaringan
host(inang) yang digunakan sebagai makanannya atau dapatjuga menyebabkan cacing
bermigrasi dalam jaringan host (inang).
Tanda-tanda
umum cacing adalah :
1. Multiseluler
2. Bilateral
Simetris
3.
mempunyai tiga lapis germ (tripblastik meazoa)
B.
HABITAT CACING (
HELMINTH)
1.
USUS
Habitat cacing (helminth) pada manusia
berada pada bagian us if dan somatik. Pada bagian usus halus terdapat beberapa
cacing yang hidup adalah Taenia saginata, Tily menolepisnana, Taenia solium, Ascaris
lumbri coides, Necator americanus, Strongilides stercoralis, trichinella
spiralis, Capillaria philipinensis.
Sedangkan pada bagian Caecum dan Appendine beberapa cacing
yang hidup adalah Enterobias Vermicuralis, Trichuris trichiura.
Dan di dalam Usus besar terdapat cacing, Enteroius vermicu caris.
2.
SOMATIK
Didalam kelenjar somatik yaitu pada lyymphatik
sistem beberapa cacing yang hidup adalah Wucheria
brancofti, Brugia malayi, Brugia Timoris.
Jaringan
Subhutan juga hidup beberapa cacing seperti Loa-loa,Onchocerra volvulus,
Dianculculus medinensis. Pada Paru-paru cacing Strongyloider stercoralis.
Di Mesenterium beberapa cacing yang hidup adalah Acanthocheilonema perstans,
Mansonella azzardi, dan di Konjungtifa
adalah cacing
Loa-loa
C. KLASIFIKASI CACING ( HELMINTH ) NG BERBAHAYA
PADA HEWAN DAN MANUSIA
Cacing-cacing yang
penting untuk menusia dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu terdiri dari 2
phylum yakni Phylum Nemathelminthe dan Platyhelmintees, Phylum Nemathelmintes
terdiri dari.
1. Klass yaitu klass nematoda. Phylum
platyhelminthe
2. Klass yaitu klass cestoda dan klas trematoda.
Adapun ciri-ciri
cacng phylum nemathelminthes adalah Silindris, panjang, Tidak bersegmen, Sere:
terpisah, Jantan dan betina, Saluran Pencemaan lengkap, Mempunyai rongga tubuh
( body cavity). Sedangkan ciri-ciri cacing phylum pthatyhelminthes adalah Pipih
seperti daun, atau pita/bersegmen, Pada umumnya hemaphrodite, Saluran pencemaan
tidak lengkap, Tidak mempunyai rongga tubuh.
|
2. Klasifikasi Class cestoda terdiri dari 2 Ordo
yaitu ordo pseudophyllidea dan ordo cyclopyllidea.
Ordo Pseudopyllidea merupakan superfamili
Bothiocephala dengan famili Diphyllobothridae. Genus dipyllobothrium. Ditemukan
2 spesies yaitu dipyllobothrium latum dan diphyllobothrium mansoni.
Ordo Cyclopyllidea dengan superfamili taenioidea
yang berasal dari famili taeniidea memiliki 4 genus yaitu genus Taenia,
Echinococus, Multiceps dan hymenolepsis spesis Taenia
saginata dan Taenia Solium
berasal dari genus taenia, echinococcus granulosus dan
echinoceccus multilocularis
dari genus echinocularis dari genus echinococcus. Dan
contoh spesies dari genus multiceps
adalah multiceps multiceps dan
family dilepididae hanya terdiri dari 1
genus yaitu dypilidium. Contoh spesies dypilidium caninum.”4
3.
Klasifikasi Sistematis Class Trematoda
Class trematode terdiri dari 1 phylum, yaitu
Phylum Platyhelminthes. Berasal dari class trematoda, order prosestomata.
Dibedakan atas 3 superfamili yaitu schistosomatidae,
Paramhistomatoidea, Fascioloidea, Opisthorchioidea, lotrematoidea.
Untuk lebih rinci tentang klasifikasi class
treatoda perhatikan tabel dibawah ini:
SUPERFAMILI
|
GENUS
|
SPECIES
|
HABITAT
|
GEJALA
|
SCHISTOSOMA
TOIDEA
|
Schstosoma
|
S.haematobium
S.mansoni
S.japonicum
|
Darah
Darah
Darah
|
Haematuria Disentri
Disentri dan Cirrhosis liver
|
FASCIOLOIDEA
|
Fasciola
Fasciolopsis
|
F. hepatica F.buski
|
Liver
biri-biri dan manusia Usus halis
|
Billiary colic Diare
|
OPISTHORCHIO
IDEA
|
Clonorchis Opisthortchis •
Heterophyes
Metagonimus
|
C. sinensis O. felineus
O.viverini H.Heterophyes M.yokogawai
|
Liver
Liver
kucing dan manusia Usus Halus Usus Halus
|
Jaundice
Jaundice
Diare
Diare
|
TROGLOTREM
ATOIDEA
|
Paragonimus
|
P. westermani
|
Paru
|
Haemoptysis
|
D.
JENIS-JENIS
CACING(HELMINTH)
Jenis-jenis cacing yang ada di tubuh
manusi yang berasal dari klass nematoda diantaranya adalah Trichinella
spiralis, Trihinella Trichuiura, ancylostoma duodenale, necator americanus, ascais
lumbricoides, Brugia malaya, loa-loa, mansonella ozzadi, wuchereria bancobri.
Sedangkan yang berasal dari klass cestoda
banyak diantarana yaitu Diphiyllobothrium latum, diphiyllobathrium mansoni, taenia
saginata, taenia solim, " achinococcus granulosus, echinicoccus
multilocularis, Hymenolepsis nana, Hymenolepsis diminuta.
Untuk spesis yang hidup dalam tubuh
manusia adalah faschiola
hepatica, faschiola busci, schistosoma haematobium, schistosoma mansoni,
schistosoma japonicum, paragonimus wetermani, metagonimus yokogawai, clonorchis
sinensis, ^ opisthorchis felineus, opisthorchis viverini.”5
E.
SIKLUS HIDUP CACING
(HELMINTH)
1. Siklus
hidup Ascaris Pumbricoides
Manusia adalah satu-satunya hospes defmitif.
Tahap-tahap dari siklus hidup cacing ini adalah :
Telur yang terdapat
pada tinja Merupakan telur yang fertil dan tak bersegmen ( unsegmented ovum ).
Tidak infektif. Petumbuhan telur ditanah sampai menjadi telur infektif butuh
waktu kurang lebih 3 minggu, dan lebih optimal ditanah yang teduh, berlumpur,
dan bersuhu ± 25° C,Unsegmental ovum berkembang menjadi
larva, telur merisi larva. Telur yang berisi larva ini infektif. Kemudian Telur
tertelan, menetas dalam lumen usus, dan larva keluar, dibagian atas usus
halus.Selanjutaya Migrasi larva keparu-paru ( Lung Migration ).Larva yan baru
menetes menembus dinding usus halus, sampai ke vena porta, kejantung kanan,
keparu dan berhenti serta tumbuh dan mengalami moulting 2 kali dalam alveoni
paru. Migrasi ini berlangsung selama 10-15 hari. Setelah itu Dari alveoli
bermigrasi menuju bronkhus, pharynx, larynx dan akhimya ikut tertelan masuk
kedalam lambung dan Di usus halus moulting satu kali lagi, cacing tumbuh
menjadi dewasa dan setelah jantan dan betina kawin, beina sudah dapat
menghasilkan telur kurang lebih 2 bulan sejak inveksi pertama. Periode
ini disebut dengan periode prepatent.”6
2. Siklus
Hidup Cacing Tambang
Telur yang keluar
bersama faeces tidak infentik, biasanya berisi blastomere. Perkembangan di tan
ah. Perkembangan telur di atas tanah dipengaruhi oleh beberapa keadaan yang
optimal untuk pertumbuhan telur adalah ditanah yang lembab, gembur, berpasir,
teduh dan hangat. Disini telur akan menetas dan keluar larva stadium 1
(rhabditoid larrva) yang panjangnya kurang lebih 0,25-0,30 milimeter. Stadium
yang aktif makan bahan-bahan organik dan bakteri di sekitarnya. Bentuk dari
rhabditiform larva inindapat dikenal
dari buccal caviti yang terbuka panjang. Dan Oesphagus yang muskular dan berbentuk
botol sepanjang 1/3 anterior panjang tubuh, Rectum yang pendek, Genital
primordial yang tidak jelas, Pertumbuhan telur menjadi lambat pada faeces yang
encer atau bahkan mungkin terhenti bila bercampur dengan urine, selanjutnya
Larva terus tumbuh dan dalam waktu 6-8 hari kemudian setelah moulting dua kali
tumbuh menjadi larva stadium III (filariform) yang dapat dikenal dari,
Bentuknya yang relatif langsing panjang 500-600, Buccal cavity menutup,
Oesoghagus yang muscular dan memanjang, Stadium ini menjadi bentuk yang non
feeding dimana tubuhnya tertutup oleh selaput/sheath/cuticula mulai dari ujung
anterior sampai posterior sebagai bahan protektive. Bentu ini invektif untuk
manusia dan dapat bertahan lama di atas tanah sampai beberapa minggu. Pada stadium
ini dapat dibedakan karena filariform larva Necator amaericanus sheath yang
membungkus tubuh nampak adanya garis-garis / striae tansversal, sedang pada
Ancylostoma duodenale tidak.
Inokulasi dan Penetrasi
melalui kulit kejaringan, Bila sebelum periode infektif (filariform larva )
teijadi kontak dengan kulit manusia, maka filariform larva akan menebus kulit
dan masuk ke jaringan secara aktif. Biasanya yang sering adalah kulit inter
digiti melalui follicle rambut, atau epidermis yang mengulupas, penetrasi ke
lapisan di bawahnya, sampai kelapisan corium dan lapisan subcutan sampai ke
venulae biasanya mati dan diphagositisis.
Larva yang berhasil
mencapai peredaran darah melalui venulae/pembunuh lymphe, dengan mengikuti
peredaran darah vena sampai kejantung kanan, paru- paru mengalami lung
migration dan kembali tertelan masuk kedalam usus dan kemudian mengadakan
moulting lagi yang ke 3.
Tiba dihabitat, setelah
sampai di usus halus larva melepaskan kulitnya lalu melekatkan diri pada mucosa
/ vili usus, tumbuh dan mengadakan deverensiasi sexuil sampai menjadi dewasa
dan terbentuk mulut yang sempuma, waktu yang dibutuhkan meulai kulit sampai
cacing dewasa betina menghasilkan telur kurangdari 5 mingu atau lebih, Infeksi
juga bisa teijdi melalui mulut dimana filariform larva tertelan dan langsung
sampai keusus dan tumbuh menjadi dewasa tanpa melalui lung migration.”
3. Siklus
Hidup Strongiloides Stercoralis
Siklus hidup yang lengkap dapat terdiri satu
atau lebih dari fase-fase di bawah ini pada saat yang sama atau tidak.
a.
Indirect development ( pertumbuhan tak
langsung )
Berdasarkan atas pertumbuhan bentuk bebas
(free living) di atas tanah dan baru mengadakan perubahan menjadi bentuk
parasitik bila keadaan tak memungknkan lagi untuk hidup bebas ( rhabditoid
larva-dewasa-telur- rhsbditoid larva-dewasa dan seterusnya)
b.
Direct develoment:
Terjadi dalam tubuh manusia, yang dimulai dari
masuknya filariform larva kedalam tubuhmanusia yang siklusnya sesuai dengan
siklus hidup hidup cacing tambang. Filariform larva yang masuk menembus kulit akan mengiuti aliran darah dan
sampai di paru-paru ( lung migration ) dan seterusnya seperti cacing tambang
dan akan menjadi dewasa di dalam usus halus. Baik bentuk parasitik maupun yang
free living setalah kawin dan yang betina menghasilkan telur, telur tersebut
dengan segera menetas menjadi rhabditiform larva dalam beberapa jam sehingga
jarang kita temukan tekumya dalam faeces penderita. Larva akan dikeluarkan
bersama faeces ke dunia luar untuk mengikuti kehidupan yang free living atau
parasitik lag bila keadaan tersebut tak memungkinkan.
a.
Auto infection :
Dalam keadaan tertentu mungkin teijadi
pembentukan filariform larva dalam lumen usus, sehingga teijadi autoinfection
secara internal dimana filariform larva menemukan dinding usus atau pun melalui
perihal dari penderita yang sama. Pada auto-infectiondapat teijadi reinfeksi yang persistent atau
hyper-infeksi.”
F.
SIKLUS HIDUP GRATHOSTOMA
SPINIGERUM
Gnatthostoma
spinigerum dewasa tinggal pada
tumor dinding usus dari kucing atau anjing. Kemudian Telur dikeluarkan oleh
cacing dewasa dari tempat lesi tersebut yang kemudian keluar bersama faeces
masuk kedalam air. Di dalam air telur berkembang embryonated yang kemudian
menetas keluar larva stadium I, Larva stadium I bergerak bebas di dalam air dan
bila tertelan oleh intermediate host I (cyclops) maka didalam tubuh cyclops
berkembang menjadi larva stadium II. Bila cyclops tersebut dimakan oleh
intermediate host II (ikan, katak atau ular) maka larva stadium II akan
berkembang menjadi larva stadium III dalam tubuh binatang-binatang tersebut.
Bila intermediate host II dimakan oleh Definitif host maka larva akan tumbuh
menjadi cacing dewasa. Manusia terinfektir bila makan Intermediate host II yang
kurang sepuma memasaknya. Tetpi dalam tubuh manusia tak dapat berkembang
menjadi dewasa (tetap stadium III) dan mengadakan migrasi.
G. SIKLUS
HIDUP ENTEROBIUS VERMICULARIS
Defenitive host : manusia( manusia merupakan
satu-satunya host dari enterobius vermicular
is). Intermediate host tidak dipurlikan.
Cacing betina yang gravit, pada malam hari
bermigrasi ke daerah perianal tempat telur-telumya dikeluarkan dalam
kelompok-kelompok yang disebabkan oleh kontraksi uterus dan vagina k arena
rangsangan suhu yang berbeda dan lingkungan udara. Telur jarang dikeluarkan dalam rongga usus.
Telur yang diletakkan didaerah perianal dalam 4-6 jam menjadi infektif. Infeksi
teijadi bila telur yang infektif tertelan oleh manusia. Bila telur tertelan
oleh manusia maka dinding telur akan dicema oleh ensin penceman, sehingga larva
keluar (menetas) dalam usus halus.
Ia akan tetap dalam usus
halus sampai menjadi dewasa muda (adolescence).
Setelah sexualy mature, cacing jantan da betina mengadakan kopulasi. Yang
jantan akan segera mati, sedang yang betina setelah gravid, akan mengadakan
migrasi dari usus halus menujuk usus besar (cacum, colon, appendix), sampai saatnya bertelurdimana ia akan mekuju
kedaerah perineal,parineal (pada malam hari) untuk meletakkan telur-telumya.
Siklus hidup mulai dari telur tertelan sampai menjadi cacing betina hamil
berimigrasi keperianal berlangsung selama 2-4 minggu.
H. SIKLUS
HIDUP FASCIOLA HEPATICA
Definitif host adalah
binatang ternak, (mamalia/herbivora), biri-biri, kambing, rusa, kelinci,
terkadang ditemukan juga pada manusia.
Habitat cacing dewasa
: hati dan saluran empedu Intermediate host I, yaitu water snail (Lymnaea truncatula) dan sebagai Intermediate host II yaitu
tumbuh-tumbuhan air {water
crass, water caltrop, trapa bicomis, trapas natans)
Cacing dewasa hidup
di saluran empedu menghasilkan telur yang keluar bersama faeces host. Bila
telur jatuh kedalam air tawar maka telur akan mengalami pemasakan. Untuk
pemasakan ini diperlukan waktu antara 9-15 hari, dengan temperatur optimum
22-25°C. Setelah telur menetas maka keluarlah larva I (miracidium). Miracidium berenang bebas didalam air mencari keong air yang bertindak
sebagai inteediate host I, kemudian menembus tubuh keong dan didalam tubuh
keong miracidium mengalami perkembangan menjadi sporocyst. Sporocyst
menghasilkan redia I yang kemudian menghasilkan daughter redia (redia II). Dan
kemudian keluar bentukan yang disebut cercaria. Cercaria keluar dari tubuh
keong, berenanng bebas dalam air, kemudian menempel pada tumbuh-tumbuhan air,
di situ cercaria melepaskan ekomya dan membentuk cysta (encystasi) menjadi metaceraria (bentuk infentif) yang siap menginfeksi hospes
berikutnya.
Manusia atau binatang
temak dapat terkena infesi bila makan tumbuh-tumbuhan air atau minum air yang
kurang sempuma memasaknya yang mengandung metacercaria. Metacercia dalam
duodenum mengalami excystasi; menjadi cacing muda yang kemudian menembus diding
usus ke rongga peritoneum dan menembus capsula hepatitis, sampai kesaiuran
empedu. Dalam saluran empedu cacing tumbuh menjadi dewasa yang kemudian bertelur
(cacing bertelur sekitar 3-4 bulan setelah infeksi).”11
I.
SIKLUS HIDUP FREMATODA
DARAH (SCHISTOSOMA)
Telur-terlur
dari tubuh hospes mamalia dikeluarkan bersama urin/ faeces (tergantung
spesiesnya), ke air dalam keadaan sudah embryonated. Apabila di dalam air telur
menetes, larva yang bercilia (miracidium)
keluar dan berenang bebas di dalam air, mencari keong yang cocok sebagai
intermediate hostnya. Setelah
ketemu keong yang sesuai, miracidium menembus jaringan lunak keong.
Didalam tubuh keong
miracidium menjadi sporocyst (larva stadium-I) dan terus tumbuh menjadi
daughter sporocyst. Setelah 4-7 minggu sporocyst pecah, larva stadium-2 (cercaria) keluar dari tubuh snail dan berenang bebas didalam air (tidak ada stadium
radia). Dalam waktu 48-72 jam cercaria hharus menembuskan hospes mamalia yang
baru dan bila tidak mereka akan mati. Infeksi terjadi melalui kontak antara
kulit hosses defmitif dengan air yang mengadung cerceria, misalnya pada waktu
mandi atau mencuci di sungai/ danau.
Cerceria menembus
kulit secara aktif, dan dalam beberapa menit melepaskan ekomya menjadi schistomosomulae, memaski ena-vena perifer dan mengikuti
aliran darah, sampai kejantung kanan dan jaringan paru. Sebagian schistosomal
is, ikut aliran darah darah ke jantung kiri lalu kesirkulasi sisematik,
aortaabdomalis, lalu ke arteria mesentaria, kapiler usus kembali ke sistim vena
porta. Sebagian lagi ada yang menembus diafragma dan tiba di hepar dan sistem
potal. Pertumbuhan menjadi dewasa teijadi di dalam hepar, dan cacing yang
berpasangan sudah bisa ditemukan setelah 26 hari.
Kebanakan cacing meningkankan epar bila sudah dewsa dan
kawin lalu bermigrasi ke plexus vesicalis (schistosoma haematobium) atau plexus
mesentericus (schistosoma
japanicum, schistosoma mansoni). Waktu yang diperlukan sejak
masuknya cerceria hingga ditemukannya telur di urin atau faeses adalah 30-40
hari atau lebih.”12
J. SIKLUS HIDUP FASCIOLA BUSKI
Telur
imatur. Unembryonated dikeiuarkan dari usus bersama faeces ke dalam air. Di
dalam air isi telur berkembang menjadi larva → telur menjadi matur. Telur
menetes, keluar miracidium. Miracidium masuk kedalam tubuh snail (IH I)
berkembang menjadi sporocyst (4a), radia (4b) dan cercaria (4c). Cerceria
keluar dari tubuh snail dan berenang bebas di air, kemudia menempel pada
tumbuhan air (IH II). Encystasi menjadi metacerceria pada tumbuhan air yaitu
water caltop (Trapanatans di cina), trapa bicomis di Taiwan, India dan Thailand.
Water chestnut (eliocharis tuberose di Cina Selatan. Manusia atau babi dapat terinfeksi bila memakan
tumbuhan air yang mengandung metacerceria. Pada manusia umumnya karena mengupa
water caltrop/ water chestnut dengan gigi sebelum dimakan. Dalam duoodenum
metacerceria akan mengalami eksistasi dan menempel pada dinding usus. Tumbuh
menjadi cacing dewasa dalam waktu ± 3 bulan. Cacing dewasa dapat hidup sampai 1
tahun
K.
SIKLUS
HIDUP ENTAMOEBA HISTDISTICA
Manusia
merupakan defenisi host dan sumber inveksi. Transmisinya melalui makanan/
minuman yang terkontaminir oleh ripe cyst, dibawa oleh lalat dan kecoa yang
merupakan vektor mekanisnya.
Siklus
hidup dimulai dari manusia dari mansia menelan makanan/ minum yang
terkontaminasi oleh parasit tersebut, dilambung parasit tersebut tercema,
tinggal bentuk kista yang berinti empat (kista masak) yang tahan terhada asam
lambang masuk ke usus.
Dalam
pertumbuhan moeba ini mengeluarkan enzymproteolytik yang melisikan jaringan disekitamya kemudian
jaringan yang mati tersebut diabsorpsi dan dijadikan makanan oleh amoeba
tersebut. Amoeba yang menginvasi jaringan mengajar dari jaringan yang mati
kejaringan yang sehat, dengan jalan ini amoeba dapat memperluas dan memperdalam
lesi yang timbulkannya, kemudian menyebar melalui cara percontinuitahum,
ematogen ataupun lymphogen ditimbulkannya mengadakan metastase ke organ-oragn
lain dan karena beberapa keadaan, kekuautan invasi dari parasit menurun juga
dengan meningkatkannya ertahanan dan toleransi dari host maka lesi mulai
mengadakan perbaikan. Untuk nemeruskan kelangsungan hidupnya mereka lalu
mengadakan encystasi, membentuk kista yang mula-mula berinti satu, membelah
menjadi dua, akhimya menjadi berinti empat kemudian dikeluarkan
bersama-bermsama tinja untuk membuat siklus hidup baru bila kista tersebut
tertian oleh manusia yang lain. Pada penderita disentri amuba yang ikut jumlah
kista yang dikeluarkan kecil atau malahan tidak ada, tetapi pada infeksi menaun
dan pada “cyst passer” yang dikeluarkan terutama kista.
1.
Cacing yang menyerang anak-anak :
Beberapa
cacing yang menyerang anak-anak dan menimbulkan jenis-jenis penyakit adalah
Cacing cambuk (trchuris
trichiura), cacing
tambang (Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale)cacing kremi, cacing gelang.”
2.
Cacing yang menyerang orang dewasa :
a.
Necator
americanus dan ancylostoma duodenale.
Cacing tambang parasit adalah
cacing parasit (nematoda) yang hidup pada usus kecil inangnya, manusia. Ada dua
spesies cacing tambang yang bisa menyerang manusia, ancylostoma duodenale dan
necator americanus. Necator americanus banyak di temukan di Amerika, Sub-sahara
Afrika, Asia tenggaran, Tiongkong, and Indonesia.
b.
Ascaris
Sepupu yang lebih besar dari cacing
tambang (ookworm),
ascariss adalah cacing bulad berukuran raksasa yang dapat mencapai sepanjjang
40 cm, sedikit lebih besar 1 cm.
c.
Guinea
worm (cacing guinea)
Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah dracunculiasis. Bentuk cacing ini panjang seperti pagethi bia sudah besar
bahkan dapat mencapai 1 meter. Biasanya
cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia dari air yang terkontaminasi ole
telur-telur cacing Guinea yang telah dimakan oleh kutu air
d.
Cacing Pita (Tapeworm/ Taenia)
Cacing pita ini sebemanya memiliki 3 jenis berdasarkan
tempat hidupnya yaitu : pada sapi, pada babi dan pada ikan. Besamya sekitar 10
cm panjang dewasa,, parasit cacing pipih dapat tumbuh hingga lebih dari 12 cm
di beberapa situasi. Besenjata dengan pengisap kuat dan gigi. Cacing ini hidup
disaluran pencemaan manusia. Temak atau binatang lain dan terdapat dalam daging
serta mengeliat dalam tubuh
e. Cacing Filaria
Cacing filaria mempunyai inang perantaraan
hewan Arthopoda, misalnya pada nyamuk, dan inang tetap yaitu mausia pada bagian
pembuluh gelah bening. Pada siang hari, larva berada di paru-paru atau
dipebuluh darah besar. Pada malam hari, cacing pindah ke pembuluh aleri atas
dan vea perifer di dekat kulit. Apabila cacing yang mati menyumbat pembuluh getah
benig, maka menyebabkan pembengkakan atau terjadinya penyakit kaki gajah (elephantiasis). Mikrofilaria dapat masuk kedalam tubuh manusia
malalui gigitan nyamuk Culex.
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya dan Kesediaannya untuk Berkomentar. Saya Sangat menghargai Setiap Komentar, Masukkan, Saran, dan Kritik yang sekiranya dapat Membangun Blog ini agar lebih baik Kedepannya. Berkomentarlah dengan sopan dan santun & "No Spam"..
Terima Kasih atas Kunjungannya...